A. Definisi Mobilitas Sosial
Menurut
Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari
satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata
yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan
Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur
sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam
kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Dari
pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi
Mobilitas Sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke
strata yang lainnya dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
B. Cara untuk melakukan mobilitas sosial
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
1. Perubahan standar hidup
Kenaikan
penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan
mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan
mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan,
karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi
Manager, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di
masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar
hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana
seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
2. Perubahan tempat tinggal
Untuk
meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal
dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru atau dengan
cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah,
indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat
tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini
menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
3. Perubahan tingkah laku
Untuk
mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status
sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih
tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku,
tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut
untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.
Contoh:
agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan
lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika
bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan
istilah-istilah asing.
C. Bentuk mobilitas sosial
1. Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas
horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya
dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam
mobilitas sosialnya.
Contoh:
Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini
mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal
karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status
sosialnya.
2. Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas
sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial
dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak
sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)
Mobilitas
vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama
masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu
yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di
mana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.
Contoh:
A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi
persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. Membentuk kelompok
baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk
meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi
ketua organisasi.
b. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.
· Turunnya kedudukan.
Kedudukan
individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh:
seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat
ketika melaksanakan tugasnya.
· Turunnya derajat kelompok.
Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.
3. Mobilitas antargenerasi
Mobilitas
antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih,
misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan
seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik
naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada
perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status
sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh:
Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan
pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya
menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi
mobilitas vertikal antargenerasi.
4. Mobilitas intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu kelompok generasi yang sama.
Contoh:
Pak Darjo adalah seorang buruh. Ia memiliki anak yang bernama Endra
yang menjadi tukang becak. Kemudian istrinya melahirkan anak ke-2 yang
diberi nama Ricky yang awalnya menjadi tukang becak juga. tetapi Ricky
lebih beruntung sehingga ia bisa mengubah statusnya menjadi seorang
pengusaha sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status
sosial antara Endra dengan adiknya di sebut Mobilitas Antargenerasi.