Auguste Comte
Sosiologi lahir sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat,
baru muncul pada abad ke-19, yang dipopulerkan oleh seorang filosof
Prancis yang bernama Auguste Comte (1798–1857). Comte merintis upaya
penelitian terhadap masyarakat, yang selama berabad-abad sebelumnya
dianggap mustahil. Atas jasanya memperkenalkan istilah sosiologi maka
Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Ia mengkaji sosiologi secara
sistematis, sehingga sosiologi terlepas dari ilmu filsafat dan berdiri
sendiri sejak pertengahan abad ke-19.
Pemikiran Auguste Comte yang dijadikan dasar pemikiran sosiologi
antara lain berikut ini: a. Membedakan sosiologi ke dalam statika sosial
dan dinamika sosial. b. Pengembangan tiga tahap pemikiran manusia
(tahap teologis, metafisis, dan positif) yang menjadi ciri perkembangan
pengetahuan manusia dan masyarakat. c. Gejala sosial dapat dipelajari
secara ilmiah melalui metodemetode pengamatan, percobaan, perbandingan
dan sejarah. d. Fakta kolektif historis dan masyarakat terikat pada
hukum-hukum tertentu dan tidak pada kehendak manusia.
b) Emile Durkheim
Durkheim merupakan salah satu tokoh sosiologi yang dipengaruhi oleh
tradisi pemikiran Prancis–Jerman. Durkheim termasuk salah satu peletak
dasar-dasar sosiologi modern. Menurut Durkheim yang harus dipelajari
sosiologi adalah fakta-fakta sosial mengenai cara bertindak, berpikir,
dan merasakan apa yang ada di luar individu dan memiliki daya paksa atas
dirinya. Contoh fakta sosial menurut Durkheim antara lain hukum, moral,
kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian dan kaidah ekonomi.
Fakta-fakta sosial tersebut dapat mengendalikan dan memaksa individu
karena individu yang melanggarnya akan diberi sanksi oleh masyarakat.
c) Karl Marx
Karl Marx lebih dikenal sebagai tokoh sejarah ekonomi daripada
seorang sosiolog. Sebagai seorang penulis sosiologi sumbangan Marx
terletak pada teori kelas. Marx berpendapat bahwa sejarah masyarakat
manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx, perkembangan
pembagian kelas dalam ekonomi kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang
berbeda, yaitu:
- Kaum borjuis (kaum kapitalis) yaitu kelas yang terdiri dari orang-orang yang menguasai alat-alat produksi dan modal;
- Kaum proletar adalah kelas yang terdiri atas orang-orang yang tidak mempunyai alat produksi dan modal, sehingga dieksploitasi oleh kaum kapitalis.
d) Max Weber
Max Weber mengatakan bahwa yang dipelajari oleh sosiologi adalah tindakan sosial. Tindakan manusia disebut tindakan sosial apabila mempunyai arti subjektif. Tindakan itu dihubungkan dengan tingkah laku orang lain dan diorientasikan kepada kesudahannya, yang termasuk dalam tindakan sosial bukanlah tindakan terhadap objek-objek bukan manusia, seperti tukang kayu atau tindakan batiniah seperti bersemedi. Dalam analisis yang dilakukan Weber terhadap masyarakat, konflik menduduki tempat sentral. Konflik merupakan unsur dasar kehidupan manusia dan tidak dapat dilenyapkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengubah sarana-sarana, objek, asas-asas atau pendukung-pendukungnya, tetapi tidak dapat membuang konflik itu sendiri. Konflik terletak pada dasar integrasi sosial maupun perubahan sosial. Hal ini terlihat nyata dalam politik (perjuangan demi mencapai kekuasaan) dan dalam persaingan ekonomi.
0 komentar:
Posting Komentar